Sejarah Desa
Sejarah Desa, Desa Manukaya Bali
Mengenai sejarah Desa Manukaya, dapat disajikan atas dasar sumber sejarah yaitu Usana Bali, tentang adanya kisah peperangan Mayadenawa seorang raja yang takabur dan karena kekuasaan dan kesaktiannya, penduduk yang menyelenggarakan upacara persembahyangan di Pura tidak diperkenankan, tetapi harus menyembah Mayadenawa. Terjadilah kekalutan kehidupan rakyat. Mendengar keadaan kehidupan rakyat yang tidak tentram, maka Dewa Indra turun dari Indra Loka, untuk menyelamatkan kehidupan rakyat agar dapat kembali melakukan Upacara keagamaan, terjadilah peperangan melawan Mayadenawa. Karena kesaktiannya raja Mayadenawa menciptakan "Tirta Cetik" atau air racun yang bila diminum oleh prajurit Dewa Indra maka hal itu bisa mengakibatkan kematian. Air racun itu letaknya disebelah barat tirta empul sekarang.
Dikisahkan bahwa peperangan itu terns menerus, sehingga banyak prajurit yang kelelahan karena kehausan. Para prajurit Dewa Indra yang dahaga, sampai pada suatu tempat melihat air, amatlah senangnya. Mereka minum dan ada yang mandi di tempat tirta cetik itu, sehingga di antara mereka ada yang meninggal dan ada yang sakit keracunan. Dewa Indra mengetahui keadaan prajurit yang kena air racun itu, kemudian Dewa Indra turun dari tempat istirahat (aguling) yaitu di sebelah timur tirta empul dan tempat ini sekarang adalah Pura Pegulingan. Dewa Indra menugaskan para pendeta (bagawanta) untuk menciptakan air (tirta) penawar racun, karena utusan yang mohon tirta kamandalu di Sorga Loka tirtanya jatuh dan tempat tirtanya pecah (belah) serta hutan pada tempat jatuhnya tirta itu menajdi harum, tempat itu sekarang berdiri Pura Belahan Alas Arum. Serta ambu (daun enau muda) sebagai tali pengikat payuk (tempat tirta) dilemparkan ke arah timur dengan wastu tempat itu kemudian menjadi banjar Hyang Ambu, sekarang banjar Basangambu.
Para pendeta beryoga untuk dapat timbulnya air penawar racun, namun tidak berhasil, kemudian Dewa Indra turun dengan membawa umbul-umbul dan ditancapkannya ke tanah mama "muncrat mumbul" atau keluarlah air yang sekarang di kenal "tirta empul" air empul guna mengobati prajurit yang sakit dan menghidupkan para prajurit yang meninggal.
Peperangan diteruskan dengan mengejar Mayadenawa, ke arah barat Mayadenawa lari dan berubah wujud menjadi seekor ayam besar atau Manuk Raya. Mayadenawa menjadi ayam besar diketahui pula oleh Dewa Indra, dan terus dikejarnya sampai pada suatu tempat yaitu kali atau pangkung dan di sana Mayadenawa berubah wujud menjadi batu padas (taulan). Dewa Indra dan patihnya tahu bahwa taulan itu adalah siluman Mayadenawa. Maka oleh patih Dewa Indra taulan itu dipanah dan kena, keluarlah darah serta ada suara manusia. Suaranya masih atau pete enu (pete = suara, enu = masih) menjadilah sekarang sungai yang disebut sungai pte enu atau petanu.Dari kata "Manuk Raya" daerah itu dikenal dengan nama desa Mann Raya dan lama kelamaan menjadi desa Manukaya sampai dewasa ini.
Masa Revolusi Fisik.Penjajahan harus dihapus, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Untuk mengusir penjajahan dan bumi Indonesia perlu perjuangan yang pantang menyerah. Dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan, warga desa manuknya tetap bangkit berjuang mempertahankan kemerdekaan karena tidak rela daerahnya dijajah oleh penjajah dan antek-anteknya. Di bawah pimpinan Kepala Desa (Perbekel) Anak Agung Gde Raka Sandhi warga desa Manukaya tetap menentang timbulnya penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan serta berhasil dengan gemilang.
Desa Manukaya
Dalam upaya mendukung pelaksanaan otonomi daerah, sangat dipandang perlu melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan kelembagaan yang ada di Desa, peningkatan prestasi, motipasi dan swadaya gotong-royong masyarakat dalam pembangunan Desa. Pemberdayaan masyarakat Desa dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan segala potensi sumber daya yang dimiliki Desa serta penguatan kelembagaan desa sebagai fimgsi kordinatif sehingga upaya memaksimalkan pemanfaatan sumber daya dapat diawasi dan selalu mengacu pada konsepsi pembangunan berkelanjutan.
Pemanfaatan sumber daya Desa sangat memerlukan kearifan pemikiran sehingga upaya pembangunan Desa yang dilaksanakan dapat diseimbangkan antara
kepentingan ekonomi dengan kepentingan pembangunan yang berkelanjutan. Strategi pembangunan Desa hams diarahkan agar mampu memberikan peningkatan motivasi, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat Desa, memperkuat integrasi Desa sehingga keberdayaan Desa dengan segala keunikannya dapat dilestarikan.
Untuk mengetahui pencapaian hasil pembangunan di Desa perlu adanya variabel atau indikator untuk mengukur sejauh mana pembangunan itu sudah berjalan sesuai dengan visi, misi maupun program yang kita canangkan baik rencana pembangunan jangka panjang ( RPJP ), maupun rencana pembangunan jangka menengah ( RPJM ), maka sangat perlu menyusun profil pembangunan Desa Manukaya dengan mengacu pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2007. Penyusun profil pembangunan Desa Manukaya berisikan berbagai informasi tentang keberadaan dan tingkat perkembangan desa yang merupakan salah satu program pemerintah dalam upaya mendorong usaha pembangunan masyarakat, atas dasar kemampuan sendiri sekaligus untuk meneliti dan mengevaluasi keberhasilan usaha-usaha masyarakat dalam pembangunan Desa. Dengan menyajikan perkembangan pertumbuhan penduduk, pendidikan, kesehatan, ekonomi, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat dan kesejahteraan masyarakat serta potensi-potensi Desa yang lainnya yang tak kalah pentingnya sebagai motivator majunya Desa manukaya. Dalam penyusunan profil pembangunan Desa ini mengacu pada data yang ada di Desa Manukaya dalam tahun 2025-2026.
Desa Manukaya
Penulisan dan penyusunan Profil Perkembangan Desa Manukaya bertujuan untuk menentukan gambaran riil terhadap perkembangan pembangunan Desa, baik secara mikro maupun makro disamping untuk mendapatkan informasi tentang dinamika potensi Desa serta untuk mencermati perubahan atau kecenderungan tingkat perkembangan desa sesuai dengan pembidangan indikator dan sub indikator yang telah ditetapkan.
Tujuan penting lainnya adalah melalui penyusunan Profil Pembangunan Desa Manukaya ini diharapkan mampu memberikan motivasi, mendorong dan meningkatkan keswadayaan masyarakat dalam rangka lebih mengaktualisasikan tingkat partisipasi masyarakat dan semoga dengan penyajian Profil Pembangunan Desa Manukaya ini bukan saja hanya untuk kepentingan lomba Desa akan tetapi untuk kepentingan yang lebih besar, sehingga profil ini secara administrasi dapat memberikan gambaran yang rill terhadap keberadaan Desa Manukaya dalam dua tahun terakhir ini.
Desa Manukaya
Kepemimpinan atau perbekel yang telah mengabdikan diri dan menyumbangkan pemikirannya dalam menjalankan pemerintahan Desa Mannkaya dari periode tahun 1945 sampai sekarang adalah sebagai berikut:
- A.A. Gede Raka Sandhi memimpin dari tahun 1945 s/d tahun 1960
- A.A. Gde Raka Sukawati memimpin dari tahun 1960 ski tahun 1972
- Sang Nyoman Bading memimpin dari tahun 1972 s/d 1977
- I Gusti Nyoman Raka BA dari tahun memimpin dari tahun 1977 s/d 1982
- Sang Nyoman Bading memimpin dari tahun 1982 s/d 1997
- Gusti Putu Jayeng P. Memimpin dari tahun 1997 s/d 1998
- I Made Suisma BA. Memimpin dari tahun 1998 s/d 2006
- Dewa Putu Kencana memimpin dari tahun 2006 s/d 2012
- Dewa Putu Kencana memimpin dari tahun 2012 s/d 2018
- Dewa Putu Kencana memimpin dari tahun 2018 s/d 2023
- I Kadek Sukariada,SE (Pj. Perbekel Manukaya) memimpin dari tahun 2023 s/d 2026